Iman yang membuat kita merasa tidak enak kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Orang baik adalah orang yang selalu memandang apapun dengan kejujuran mata ‘Aqidah. Inilah kekuatan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
Iman secara bahasa artinya percaya. Percaya adalah segala yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan.
Duduk kita tenang. Apa kita tidak tahu diatas ada besi yang mungkin roboh dan menimpa kita? Kan lumayan. Kemungkinan itu ada. Kita tenang karena percaya gedung ini kuat. Pikiran tenang, perasaan yang nyaman, dan duduk yang enak itu karena percaya. Kalau iman percaya sama Allah. Berarti siapa yang pada akhirnya mempengaruhi kita ? Allah
Iman berarti membebaskan pikiran, perasaan, & tindakan kita dari pengaruh apapun selain Allah Ta’ala.
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan : seandainya seluruh makhluk di bumi ini bersepakat mencelakan kita kecuali dengan izin Allah. Maka perlukah kita takut? Tidak , kalau kita betul-betul beriman kepada Allah. Hanya Allah yang bisa mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan kita. Apapun tindakannya selalu pertimbangannya ALLah Subhanahu wa ta’ala.
Contoh sederhana adalah memilih baju. Pernahkah melibatkan Allah? Apa urusannya Allah dengan baju? Ada. Baju itu penutup aurat. Kalau saya beli ini menarik tapi kok kelihatan ketat ya. Perasaan kita tidak nyaman kalau tahu tidak disukai Allah subhanahu wa ta’ala.
Iman kepada Allah pada akhirnya akan menjadi kekuatan batin. Iman itu kalau benar benar kita pegangi itu akan menjadi kekuatan batin sampai bisa mempengaruhi pikiran perasaan dan tindakan kita.
Ini analogi yang sbenarnya salah
Ada dukun katany sakti. Percaya ? dibilang ke ibu-bu nanti kena guna-guna ..
Percaya Allah Maha Kaya? Lebih kaya iman adalah ikatan tanpa masalah bukan oasitan yang kuat yang mengikat hidup manusia dengan Allah. Ini yang benar-benar iman. Inilah yang akan membuat hidup….
Masalah itu akan menjadi masalah kalau kita dengan masalah berada di satu lantai yang sama. Yang membuat kita selalu ada diatas masalah adalah iman.
Apa faktor yang bisa merusak iman ?
Nifak
DIA KAN MUKMIN KOK MUSUHAN DENGAN SESAMA MUKMIN .
Ketika iman tidak dirawat dan dijaga, pohon iman tumbuh tapi di kanan kiri tumbuh pohon nifak. Maka orang akan melihat phon nifaknya sedangkan pohon iman dia tidak kelihatan. Tapi bergantung kadar imannya. Ada orang kadar imannya dibawah kadar nifaknya ibarat campuran bensin lebih banyak kadar campurannya. itu bisa merusak mesin.
Akibat dari nifak “Hidup bermasalah”
Apa saja hidup bermasalah akibat dari nifak , terganggunya iman tergerogoti nifak.
Ada 3 :
1 Disorientasi : seperti mahasiswa , pergi ke jogja untuk kuliah tapi adakah yang mengalami dis orientasi? Iya di kamarnya bukan jadwal kuliah tapi jadwal pertandingan bola.
Seperti apa disorientasinya?
Allah bertanya kepada kita : QS At Takwir ; 26
Maka kemanakah kalian akan pergi ?
Kalau yang nanya tetangga jawabannya bisa mau ke ds mau ke kampus, pasar.
Tapi kalau Allah yang bertanya, inilah yang diajarkan oleh Allah , Rasulullah , ulama, dan guru-guru kita : Ya Allah engkaulah yang aku tuju dan ridho Mu lah yang aku cari.
Berarti kalau betul betul kita beriman kita mencari tujuan yang jelas. Itulah orientasi hidup kita. Kalau kita punya orientasi hidup seperti ini . inlah orientasi orang beriman. Maka apa yang akan kita cari ? Ilmu. Kalau ilmu itu adanya di kelas maka dia kan sering datang ke kelas atau kalau ilmu adanya di perpus maka dia akan pergi ke perpus.
Nah kita hidup untuk cari ridho Allah.Maka yang kemudian yang kita lakukan adalah
“Apapun harus jadi jembatan menuju ridho Allah Subhanahu wa ta’ala.”
Pertanyaan nya kita hidup di dunia sudah berapa lama?
Yahh 20 tahun ke atas lah…
Kalau kita tidak pernah melakukan orientasi hidup kita , apakah kita sudah mengenggam ridho Allah itu? Belum? Kalau belum ??
Ada mahasiswa ditanya uda berapa lama kuliah? 15 tahun . itu baru S1, belum lulus. Maka pertanyyan yang pas “Selama ini ngapain aja?”
Sebagai bahan renungan ,
Ada tanda yang bisa kita peroleh apakah seseorang itu sudah dapat ridho Allah.
Ridho Allah itu kita dapatkan kepada orang yang beramal. Tidak mungkin ada ridha Allah kalau tidak ada amal. Apakah orang yang beramal pasti dapat ridho Allah ? tidak otomatis. Kita beramal sudah sangat lama. Pertanyaannya apakah dari amal amal itu kita sudah dapat ridha Allah?
1. Ithmi’nan al Qalbi= ketenangan hati. yang kita rasakan pada saat kita sedang beramal dan setelah beramal. Ala bi dzikrillahi tatma’innul kulub = berdzikirlah maka hati akan menjadi tenang.
Dzikir disini sangatlah luas. Menolong itu dzikir.
Ketenangan ini tidak bisa hilang atau rusak oleh apapun. Kalau memang ketenangan hati itu bahwa Allah ridho kepada kita. Ketika Allah sudah meletakkan keridhoan di hati kita maka hati kita akan menjadi tenang,
Kalau kita shalat berjamaah itu menjadi peluang datangnya ridho Allah. Rakaat pertama imam membaca Ar Rahman terus nyambung baca Al waqi’ah. Gimana? Tenang. Rakaat kedua baca Al-Baqarah, lanjut baca al Qalam. Rukuk nya lama. Kalau protes berarti Allah belum meletakkan ketenangan di dalam hati. Pahala double seneng kan ?
2. I’adatul ‘Amali : mengulang amal. Dimudahkan kita mlakukan kembali amal itu di waktu waktu yang akan datang.
Orang yang banyak melakukan perbuatan dosa itu berat membaca quran , melangkah ke masjid. Sejatinya kita bisa beramal itu karena rahmat Allah. Dan rahmat Allah hanya untuk hamba yang diridhoi
3. Asy – syukru wujudnya kualitas diri lebih baik daripada orang yang belum mendapat ridho dari Allah.
Tanda in kita peroleh setelah kita beramal. Ketiganya menjadi tanda
Akibat dis orientasi >>> pekan depan <<<