ads

Beritaku berita HOAX

Tags:


Vita Septi Susanti

HOAX merupakan bahasa inggris yang memiliki arti yaitu berita bohong, menipu dengan sebuah berita bohong. HOAX santer menjadi terkenal di Indonesia namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tidak ditemukan bahasa HOAX itu sendiri. Fenomena HOAX telah merambah pada dunia media social dan media elektronik. Penyajian-penyajian berita yang tersebar seharusnya disajikan sesuai fakta yang teraktual, teruji keontentikannya dan jelas kebenarannya. Namun sayangnya, di Indonesia itu sendiri khususnya, untuk mendapatkan penyajian berita yang sesuai fakta dan shahih sangat memprihatinkan. Berbanding terbalik dengan hoax-hoax yang tersebar membuat masyarakat tak mengetahui sebuah kebenaran.
Hal ini tentu meresahkan pihak-pihak yang menginginkan kebenaran dan menguntungkan pihak yang memberikan kedzaliman. Membalikkan fakta, mengadu domba, memecah pelah golongan agama dan memperkeruh suasana adalah beberapa dampak yang ditimbulkan dengan tersebarnya hoax di kalangan kita. Peradaban dunia semakin maju, teknologi semakin canggih, semua hal mengalami perubahan namun apa-apa yang terjadi berkualitas rendah lantaran kualitas ilmu dan kualitas kebenaran tak memumpuni.
Sejenak renungkan, hoax yang menyebar dikalangan masyarakat. Pasti memiliki sebab-sebab hingga menjadi sesuatu yang mungkin terjadi menjadi separah ini. Ada yang menelan hoax dengan mentahnya hingga terbentuklah pemikirannya yang mengasumsikan kebenaran adalah salah dan kesalahan adalah benar. Ada yang menelan hoax dengan mentahnya hingga tergeraklah tindakan menyebarluaskan kesalahan dan mencaci kebenaran. Ada yang menelan hoax dengan mentahnya hingga menyebarluaskan lalu berlepas tangan. Satu manusia menyebarkan hoax mengakibatkan sedikitnya sepuluh manusia pengkonsumsi hoax. Innalillah…
Tak mungkin ada asap tapi tak ada api. Jika hoax telah terjadi pasti ada beberapa faktor yang melatarbelakangi. Adapun beberapa faktor yang melatarbelakangi hoax menyebarluas saat ini yaitu:
1.      Karena ada orang yang ingin terlihat seperti “gue terdepan dalam menyampaikan informasi dan gue ngupdate setiap hari.”

Hal ini mungkin banyak terjadi di kalangan anak muda atau bahkan orang dewasa. Baik sekali jika kita selalu update berita-berita yang sering terjadi disekitar kita. Di negara kita, di provinsi kita, di kota kita bahkan di masyarakat sekeliling kita. Namun, hendaknya bekali diri sebelum menelan sebuah berita. Jika memang hendak terdepan dalam menyampaikan berita, seharusnya untuk “cek dan ricek” berita sebelum disebar luaskan.

2.       Karena ada orang yang ingin mendapatkan uang.
Jadi, apabila setiap postingan orang tersebut menuai banyak like, banyak komentar dan banyak yang lihat akan menjadi sebuah nilai rupiah untuk orang tersebut. Mari kita ingat kembali fenomena foto misalnya “orang sakit” di captionnya tertulis “jika kamu muslim sempatkan untuk menulis aamiin di komentar ini. like postingan ini semoga si kakek disembuhkan penyakitnya." pernah ketemu dengan fenomena begini? Ntah foto siapa yang di pajang tersebut tapi itu benar-benar hal yang membuat geleng kepala. Ditemui ribuan komentar yang menulis aamiin dan ratusan ribu like.
pernah terjadi saat fenomena itu masuk dalam beranda media social saya, yang dibagikan oleh teman saya. Ada foto lelaki yang terkapar di jalan dan berdarah lalu captionnya berbicara “inilah korban relawan yang dihabisi di suriah. Semoga Allah meletakkannya di surga. Sempatkan berkomentar aamiin jika kamu muslim. Saya melihat pakaian pria di foto adalah salah satu lembaga relawan yang saya kenal. Saya tanyakan kepada teman saya yang merupakan salah satu yang tergabung dalam relawan tersebut atas kebenaran foto. Lalu, jawaban teman saya mengejutkan “tidak ada yang terbunuh di suriah saat memberikan bantuan, itu foto adalah aksi drama yang diperankan salah satu relawan ketika di bandung. Itu hanya simulasi saja.” Glup! Itu faktanya teman dan yang di share di media social oleh oknum penyebar hoax benar-benar pernyataan yang tidak otentik sama sekali.
3.      Karena adanya kepentingan politik.
Untuk pont ini, sudah menjadi kebiasaan oknum oknum yang gila akan kekuasaan. Mereka menuai beberapa cara licik untuk saling menjatuhkan lawan.


Demikianlah tiga penyebab hoax merambah di tanah air akhir-akhir ini dan penulis rasa masih ada banyak penyebab yang latarbelakangi hoax kian marak. Teman-teman masih bisa melanjutkan analisis saya lebih detail dan terperinci lagi. Hal itu berarti mengharuskan kita kian cermat dan teliti pada berita yang mampir dalam kehidupan sehari-hari. Jika tak mau menjadi pengkonsumsi hoax maka mulai dari dirimu sendiri untuk tidak menyebarkan berita hoax yang mulai merajai. Stop berita hoax dimulai dari diri sendiri.

Terbaru dari KAMMI

Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu Image and video hosting by TinyPic